eh ini bukan bekalku ya
Sudah seminggu ini aku
membawa bekal dari rumah. Alasannya sih simple tapi tujuannya ngga se-simple
itu. Alasannya karena aku bosan sama makanan yang dijual di sekolah yang tiap
hari itu-itu terus. Dan jujur, aku malas pergi ke kantin. Selain jauh dari
kelasku kita juga harus berdesak- desakan. Trus aku pikir- pikir kenapa ngga
bawa bekal saja. Akhirnya niat itupun terlaksana juga.
Dan juga aku lagi mau menabung untuk
beli hp. Yah, meskipun sekarang aku sudah punya. Tapi setidaknya aku pengin
yang berbasis android gitu. Kan keren. Tapi sayangnya, ngga semudah itu minta
sama ortuku. Harus ada prosesnya, mulai dari menyerahkan propsal, sesi tanya-
jawab, baru deh dipertimbangkan. Lagipula kalau aku dikasih, pasti saudaraku
yang lain mau juga. Yah, begitulah. Jangan sampai ada kesenjangan soosial di
rumah. Jadi aku harus menabung recehan demi recehan, dan ribuan demi ribuan. Setiap
hari. Terkadang juga, aku berusaha numpang sama temanku yang bawa motor trus
searah, meskipun jarang sih. Demi menghemat ongkos pulang.
Dulu, aku masih ingat. Kakakku sweet
seventeen. Trus dia dihadiahkan hp. Waktu itu hp Android belum hits kayak
sekrang. Jadi dia dibelikan nokia. Trus aku minta dibelikan juga. Tapi kata
nyokap tunggu aku sweet seventeen juga. Aku pun menunggu. Dan sampai sekarang
aku belum dihadiahkan hp, padahal sweet seventeenku sudah lewat 6 bulan. Pernah
aku menagih janji itu. Setelah diskusi keluarga, kakakku protes. Seakan- akan
dia ngga mau kalau hpku lebih bagus dari hpnya. Dia pun minta dibelikan juga.
Curang kan? Pada akhirnya, sampai sekarang aku ngga dibelikan juga. Alasannya
karena kakakku ngga setuju kalau hp anak sekolah di atas 1 juta. Nyokap pun
termakan dengan pemikiran kakakku. Katanya ngga bagus kalau hp anak sekolah terlalu
mahal. Aku pun setuju (dalam hati). Harga hpnya kan dulu Cuma 800.000. Mana ada
coba hp berbasis android dibawah 1 juta sekarang. Mataku pun jadi sering
berkaca- kaca kalau membicarakan tentang janji hp.
Kembali ke bekal. Oiya, selama aku
bawa bekal makanan sama air minum, uang jajanku utuh lho. Eh, Tapi, belum
dipotong untuk bayar uang kelas, uang arisan sama ongkos pulang. Jadi yang bisa
aku tabung Cuma 3.000/hari. Awalnya yang bawa bekal Cuma aku saja, tapi lama-
kelamaan teman- temanku mulai bawa juga. Malah sepaket dengan air minumnya. Untuk
mendukung tujuanku ini, aku punya buku kas. Jadi semua pengeluaran aku catat
disitu.
Nyokap sudah janji sih, kalau aku
sanggup bayar cicilan kredit tiap bulan selama 13 bulan, beliau bakalan
ambilkan HP. Kadang, aku iri juga sih sama temanku yang begitu mudahnya
dibelikan gadget sama ortunya. Atau belum juga cukup setahun sudah ganti.
Diantara mereka ada yang punya tab, laptop atau iphone. Aaaa... aku juga mauuu.
Karena sadar uang jajanku ngga
banyak, aku pun mulai mengais rejeki. Sebenarnya, jiwa dagangku sudah ada sejak
kelas 4 SD. Tapi karena ada sesuatu peristiwa, aku vakum sementara. Dan tumbuh
lagi sejak kelas X. Macam- macam deh bisnis yang aku ikuti. Mulai dari yang
kecil sampai yang sedang- sedang. Untungnya? Lumayan untuk bayar- bayar LKS dan
menambah tabungan untuk HP. Hehehe.
Dulu, aku tidak terlalu menganggap
uang seribu atau dua ribu. Tapi semenjak aku cari uang sendiri dengan tujuan,
mereka sangat berharga. Tapi bukan berarti hemat, aku pelit lho.
Oiya, supaya ngga bosan bawa bekal,
sering- sering berexperimen di dapur atau langsung terjun ke dapur. Lihat juga
resep- resep dari chef Bara atau blogwalking ke blog kuliner. Tapi usahakan
bawa yang simple- simple aja. Ngga usah bawa kepiting atau ikan beserta cobek-
cobeknya. hehehe
No comments:
Post a Comment