Satu minggu setelah kabar
kelulusan dan perpisahan sekolah, gue deg- deg an banget untuk mendengar
kelulusan di jalur undangan (SNMPTN). Deg- deg-annya lebih parah dari UN! Saat
tanggal 27 pagi, gue buka twitter untuk mencari informasi tentang jalur undangan
ini. Oh, ternyata bisa diakses kalo sudah jam 12 siang. Gue makin gelisah. Ingin
rasanya mempercepat waktu. Jam demi jam gue liatin. Rasanya ngga enak banget.
Mau ngapain aja gelisah. Akhirnya gue pun tidur dan bangun pukul dua siang.
Sebelum gue buka website snmptn, gue shalat dzhuhur, shalat sunnah, dzikir, doa
dan bernazar sama Allah. Pokoknya segala macam doa dan janji gue panjatkan. Gue
juga makan siang terlebih dahulu dan ketemu kakakku di dapur.
“Gimana pengumumannya?” oh,
pertanyaan yang paling ku hindari saat ini
“Eh? Belum tau” jawabku
sambil menuang segelas air
“Kok bisa?”
“Yah... kan belum ku buka.
Takut. Hehehe” gue cengengesan.
“YA AMPUN INI ANAK! PERGI
KAU CEPAT BUKA ITU! SUPAYA CEPAT KO JUGA BELAJAR KALO TIDAK LULUS!” amukan
kakakku terdengar sampai ke atap rumah. Yang seketika membuat burung- burung
terbang dari sarangnya.