Pertama
kali gue masuk sekolah gue telat. Gara- gara kakak gue yang eeghh.. terlalu
santai. Sebagai balasan karena gue telat, dia antar gue cari kelas. And
well... i find it.
Koridor
sudah sangat- sangat ramai waktu itu oleh anak- anak baru tentunya. Pas gue mau
masuk kelas gue ditahan sama anak-yang-sok-akrab-gitu. Kayaknya pernah lihat
gitu deh, Oh iya dia temannya nabila (teman SD- SMP gue). Oh, pantas ada Nabila
di sampingnya.
“Eh,
kamu duduk sama siapa?”
Gue yang seperti biasa, lambat merespon. Gue diam. Dia diam.
Nabila diam.
“Nggak
ada...”
“Sama
aku saja, yah? Tapi di dalam nggak ada bangku”
Hah? Baru dengar ada kelas nggak punya bangku. Gue masuk ke
dalam untuk memeriksa siapa tahu dia hiperbola. Tau kan hiperbola?
Daaan...
pas gue masuk, semua mata tertuju ke arah gue. Sepertinya gue mengalihkan dunia
mereka deh. haha~~ terang aja semua pada liatin secara masih anak baru :P nanti
juga jadi basi.
Hmm... okay sejauh ini bangku depan sudah ada
orangnya. Bangku kedua juga. Ketiga. Keempat. Kelima. Hellooo?? Gue duduk
dimana?! Gue pun berdiri kayak orang.. bego di belakang kelas dan semua orang
cuek dengan urusan mereka. Tik, tok. Tik, tok. Sepertinya kaki
gue pegal. Gue melirik ke kiri- kanan mencari orang yang senasib. Dan
sepertinya gue nggak sendiri ada dua orang cewek yang berdiri juga salah
satunya Erni, teman gue waktu SMP (beda kelas tapi), anak yang sok-akrab-gitu
juga berdiri.
Akhirnya
entah ide siapa kita para-yang-nggak-punya-bangku turun ke bawah untuk mencari
guru untuk minta bangku. Yang KATANYA kita disuruh menunggu. Dan KATANYA lagi
bangku yang baru akan datang. Dan yang sampai sekarang, sampai gue naik kelas
nggak ada tuh ‘bangku baru’ yang dia bilang. Oke, kita lupakan itu.
Kita
pun disuruh kembali naik ke atas. Dan ada yang duduk bertiga bahkan berempat.
Gue? Cuma bisa memandang siapa pun dengan tatapan tawarin-gue-bangku-dong.
Tiba- tiba...
“Nabila!
Sini.”
Wah sesuatu yang kebetulan, kayak di ftv- ftv gitu. Ternyata
Rina sama Inna teman SMP gue (beda kelas juga tapi) nawarin gue bangku. Gue
terharu walaupun bangkunya model terpisah bukan yang panjang. Biarin deh yang
penting gue duduk. Lalu ternyata ada guru yang masuk yang ternyata itu ‘wali
kelas X- 7’ dia menjelaskan tentang ini- itu tapi, gue nggak bisa menangkap
denga seksama apa yang dia bilang, karena gue, rina, dan Inna mencium sesuatu,
seperti tai kucing. Kami pun langsung mengecek satu- satu sepatu masing-
masing. Daan.. Oow ow, jangan bilang kalo gue yang injak.
Soalnya
gue melihat kayak ada yang lengket, tapi sumpah nggak bau. Tapi sepertinya
secara tidak langsung kalau pandangan mereka menuduh gue. Oke. Fine. Secara
status gue masih nebeng di bangku ini gue minta izin ke kamar mandi. Dan tentu
saja diikuti oleh tatapan seluruh kelas. Plis deh.