Minggu UAS kemarin, waktu hari
Rabu. Gue, A sama H (karena tidak ikut menjadi sponsor blog ini, namanya
disamarkan) mejeng di depan kelas. Kita lagi menunggu teman- teman untuk
remedial bersama. Saat menunggu itu, A ditawari adik kelas untuk membeli bros
jualan kakaknya. Tapi, dia menolak karena memegang alasan bahwa dia laki- laki.
A menyarankan supaya menawari ke gue sama H. Dari awal gue sudah menggeleng dan
mundur tiga langkah. Kemudian, dia pindah menawarkan ke H, ditambah dengan
rayuan ala pedagang. Melihat H yang senang dengan rayuanya, si adik kelas ini
semakin gencar.
Merasa mengganggu dan terganggu, gue pun masuk ke kelas
untuk belajar di pojokan. Eh, si H malah ikut. Adik kelas juga yang tadi ikut.
Gue pun pura- pura membaca dengan serius. Si H malah ikut- ikutan membaca apa
yang gue baca. Adik kelas itu terus memborbardir kita berdua lagi. Tapiii... si
H ini, malah merespon adik kelas dengan main- main. Dengan cara menanyakan
apakah ada warna lain? Yang buat siapa? Terus keuntungannya berapa? Ya ampun,
kepo nih orang. Karena nggak konsen, gue lihat ke adik kelas yang memohon ke H
supaya barangnya dibeli. Niatnya sih pengen marah dan mau usir. Tapi Gue mulai perhatikan cara dia ngomong, senyum dan
ketawa. Dia cakep. Banget. OMG! OMG!
Sepertinya temanku ini tidak berniat membelinya. Gue masih
menimbang- nimbang apakah gue harus beli atau tidak. Akhirnya gue membelinya.
Karena gue salut sama dia, jarang- jarang ada cowok yang mau jualan. Apalagi
jualan milik kakaknya. Jadi teringat gue. Dia terlihat terkejut dan sangat gembira.
Mungkin dipikirannya, gue nggak bakalan beli. Setelah menerima uang dia mau
salaman. Disalamin sama cowok cakep gue langsung nge-blank.
Keesokan harinya, saat gue mau ke kelas. Gue lihat ada
adik kelas cowok membisikkan temannya. Sepertinya dia bilang “bros yang dia
beli di kamu dipasang di tasnya” sehingga mereka berdua berbalik. Untungnya gue
cepat ingat kalau dia adik yang cakep itu kemarin. Kita sama- sama tersenyum.
Tapi sayangnya, umurnya Cuma seminggu. Bros yang nempel
di tasku itu, sepertinya terjatuh saat buru- buru naik angkot karena ada demo.
Yah, padahal siapa tahu kita bisa ketemu lagi karena bros yang ada di tasku.
No comments:
Post a Comment