Saturday, November 29, 2014

Rasanya Jadi Orang Lemot


Kamu merasa lemot? Saya juga dan orang- orang juga berkata demikian. Kalau di film- film atau anime, cewe lemot terkesan imut dan innocent. Tapi percayalah rasanya jadi orang lemot di kenyataan dan di anime berbeda.

Kelemotan yang pertama. Saya sering mengalami kesulitan menangkap maksud isi pembicaraan orang. Kalau ga jelas, saya minta di ulang.

"Oh, apa tadi?"

atau

"Maksudnya?"

Seringnya sih masih belum ngerti. Dan kalau masih ga jelas, saya cuma bilang "hmm.." atau manggut- manggut sok ngerti. Mau minta ulang ketiga kalinya, nanti lemotnya kelihatan plus budeg.
Untungnya saya dikelilingi oleh orang- orang yang sabar.

Contohnya kayak gini:
#cerita 1
Sensei: Coba Nabila san, bilang saya siswa smp.
Saya: (perasaan saya sudah lulus. Kok dikira masih SMP *dalam hati*) Saya siswa smp
Sensei: Ya?
Saya: Saya siswa smp.
hening.
Saya: Oh, bahasa Jepangnya ya sensei?



#cerita 2
Trus saat temanku dikasih pertanyaan, jawabannya salah.
"Batsu (salah)" sambil sensei menggelengkan kepalanya.
Trus saya jawab, "Berarti maru? (benar)"
"Bukan. Jawabannya"
"Oh!"

Saya juga terkadang bingung dengan isi otak ini. Saya sering bertanya pertanyaan yang sama. Karena saya sering lupa jawaban si penjawab apa.

*Jam pelajaran pertama*
"Tami, besok orang libur nda?"
"Nda tau. Tunggu pengumuman saja"

*Saat istirahat*
"Tami, besok kita libur nda?"
"Nda tau. Tadi kan sudah tanya.."
"Oh? Masa sih? Saya lupa jawabanmu apa"

*Saat jam pelajaran ketiga*
"Tami?"
"Ya Nabila?"
"Besok libur nda?"
"Perasaan kamu sudah tanya tiga kali deh"
"Oh? iya ya"

*Saat mau sholat dzuhur*
"Tami?"
"Hmm?"
"Eh, nda jadi"
"kenapa sih? bilang moko penasaran ka.."
"Itu.., saya sudah tanyakan tadi. Tentang libur.."
"Grrrr.."

Teman- temanku kan sering bawa cerita, kayak gosip gitu. Dan supaya ga ketahuan lagi ceritain siapa, kita pakaikan nama samaran. Misal namanya, Sarah diganti jadi Melody. Dan karena yang diceritain banyak, otimatis nama samaran juga jadi banyak. Yah, saya bingung lagi deh. Ini yang jadi Melody, Babe, Malik, Miun, Nami, Sanji, Zoro, Choppa, Robin, Luffy, siapa semua ya?
Mau tanya yang jadi ini-itu siapa saja tapi saya takut kena semprot. Apalagi kalo sedang asyik cerita dan mencapai titik klimaks. Bisa dicakar hidup- hidup. Saya pun bertanya saat sudah selesai cerita, kira- kira menunggunya seabad.

"Itu yang jadi Choppa siapa tadi?"

"ituuuu..." sambil kode- kode mata.

"Oooh" padahal masih ga tau orangnya yang mana.

Trus kalo jadi orang lemot, orang lain akan ragu untuk ngasih tanggung jawab, kita diremehkan padahal kita tau kalo kita mampu. Cuma waktu berpikir dan mencernanya saja yang lebih lama. Kita juga sering tidak didengarkan.

"Tau apa sih? Lambat kayak siput gitu"

Keuntungannya kita punya teman- teman yang akan melindungi. Dilindungi otomatis selalu bergantung dan hanya akan menjadi bayang- bayang. Dan bayang- bayang tidak pernah di depan. Jadi keuntungannya hanya sesaat.

Kita sering dan pastinya sudah akrab dengan pertanyaan ini:

"Sudah ngerti?"

"Kalau nda ngerti bilang yaa.."

Meski saya dikatain jalannya lambat, saya tidak selambat yang mereka pikirkan.Saya cuma menikmati setiap langkah dan mengamati di sekelilingku. Begitulah caraku menikmati hidup. Kamu mungkin ga pernah sadar kalo rumput yang sering kita lalui ga hijau kalau bukan musim hujan.

atau orang yang menjual hamster hari ini adalah orang yang berbeda dari minggu lalu.

Atau pria gentle yang menahan pintu indomaret untuk perempuan di belakangnya
atau mengutamakan perempuan naik angkot. Padahal mereka tidak saling mengenal.

Atau bagaimana dengan pria penjaga distro, apa kamu pernah memperhatikan dia membersihkan kaca tokonya setiap hari Senin?

Mari kita menikmati hidup dengan cara kita masing- masing.


Makanya untuk menyeimbangkan kelemotan ini, saya sering baca buku. Buku apa saja sih. Yang penting ada, terutama kalau free class. Paling tidak selemot- lemotnya kita tapi kalo suka baca buku, masih kelihatan lebih cerdas. Setidaknya kita bukan orang terakhir yang dipilih kalo kerja kelompok. Dan saya paling tersiksa kalo diskusi. Saya kan yang bagian menulis pertanyaannya dan bisa ditebak saya gimana.

"Apa tadi?"

"Tolong ulang"

"Maksudnya?"

Atau saya suruh teman yang disebelah. Sok- sok berikan instruksi gitu. Kamu yang dengar saya yang tulis ya. Dan temanku mau-mau aja sih.

Oh iya ada lagi, pas mau ambil fotocopy ijazah sama Amri, saya disuruh melepas kertas fotocopy an yang terklip beberapa lembar trus blablabla. Ngga ngerti maksudnya apaan. Ibu petugas itu juga ngasih taunya sambil ngamuk-ngamuk, mau tanya maksudnya apa, jadi ga berani.

"ADUUUH.. ITU KERTAS DILEPAS JUGA"

*Masih bingung*

Jadi saya langsung sok ngasih instruksi ke Amri. "Eh, lepas ko juga ini"
Herannya dia sigap dan ngerti juga.

*Saat di luar ruangan*

"Pasti nda mengerti ko tadi" kata Amri
"Hehehe.. kok tau?"
"Muka mu."

Trus laki- laki kan suka sama perempuan yang cerdas, pantas saja saya jomblo selama bertahun- tahun.

2 comments:

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...