Thursday, September 22, 2022

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebelumnya kalau saya mencari terkait olahraga maupun fitnes. Hanya memikirkan saja. Jadi sanksi bahwa internet mulai menyadap isi kepalaku. Haha.. Oke ini terdengar berlebihan.

 

Pada isi youtube Ade Rai, beliau menjelaskan tentang angkat beban. Kurang lebih bahasa yang saya ingatketika mengangkat beban baiknya tidak menghitung. Agar fokus pada berat beban yang diangkat, bukan hitungan. Jadi kira-kira saja, kapan beban yang kita angkat terasa cukup dan sudah maksimal kekuatan diri. 

 ---

Kemudian, pada bulan-bulan berikutnya saya tiba-tiba ingin mencari tahu sebab minat baca dan ketertarikanku menurun terhadap buku-buku. Maka saya teringat telah membuat daftar bacaan, target harian-bulanan bahkan tahunan di goodreads, (demi membangkitkan semangat) bahkan mengikuti akun-akun buku di instagram, dari target belasan hingga puluhan. Diriku yang sekarang hanya bisa tertawa melihat tagetku. Namun tetap tidak berhasil kuselesaikan. Semua hanya bertahan pada minggu awal dan halaman-halaman pertama. Bahkan untuk variasi saya pernah membaca dua buku di saat yang bersamaan. Ketika bosan dengan buku pertama, saya pindah ke buku kedua. Kemudian kembali lagi ke buku pertama. Begitu seterusnya sampai saya lupa sudah di halaman berapa.

 

Saya lalu menghubungkan pernyataan beliau, Ade Rai, dengan target-target bacaan yang telah lama kubuat. Apa karena ada target, saya jadi berfokus pada jumlah yang bisa kutuntaskan? Hingga melupakan 'isinya'?. Bahkan ketika membuat target dan mulai membaca, ada perasaan kecil di dalam hatiku bahwa saya sebenarnya tidak begitu fokus dengan apa yang kubaca dihadapanku. Sedangkan membaca buku perlu perasaan yang tenang dan dalam keadaan konsentrasi. Ada perasaan ingin cepat-cepat ke halaman selanjutnya karena acuan waktu harus menyelesaikan buku tersebut sudah dekat, menyeleksi poin-poin pentingnya saja, atau ingin pindah ke buku selanjutnya. Hanya untuk bisa memperbaharui bacaan. Entah di instgaram khusus bukuku, goodreads atau menulis resensi buku. 

Saya pun mulai berhenti untuk menerapkan target atau membuat daftar bacaan. Untung bukannya berhenti membaca ya.

Akhirnya saya mengambil keputusan bahwa membaca buku akan kulakukan jika merasa perlu dan butuh. Ketika merasa perlu membaca, pikiran sudah bisa dipastikan akan fokus, santai dan siap menerima. Saya tidak ingin jika menerapkan target membaca buku, akan menjadi beban dan tidak menyenangkan seperti dulu. Sudah cukup kegiatan menggambar yang seperti itu hahaha. 




Sumber gambar: https://pin.it/4gFaZ3y

Sumber gambar : https://pin.it/4gm9Zxa

Peran buku sebenarnya sudah tidak sebesar ketika saya masih sekolah dulu. 

Saat komputer belum bisa terhubung dengan internet, hanya sebatas game offline (tahun 2000an awal berbekal teknisi komputer yang memasukkan game). 

Kalau pun sudah terhubung (di tahun 2009) media sosial masih sebatas facebook dan twitter yang hanya bisa diakses melalui komputer,  yang perlu usaha lebih dan menunggu di jam-jam tertentu berhubung keluarga pada antri pakai, bukan handphone.

Ketika buku masih banyak mengambil peran edukasi dan hiburan terhadap hidupku. Kini sudah banyak alternatif lain. Ada banyak varian game, film dan pengetahuan yang mudah diakses. Oh dan tentu saja kesibukan sebagai orang dewasa. Jangan lupakan itu. Yakni melakukan pekerjaan mencari pundi-pundi rupiah serta menjadi anak rumah tangga yang  mengambil sebagian besar setengah hari dalam hidupku.

Pada dunia orang dewasa awal, rasanya saya dituntut untuk selalu produktif. Belajar untuk meningkatkan skill, jalan. Pekerjaan, jalan. Dan pekerjaan rumah beres. Bagaimana bisa membagi semua itu dengan harus dengan membaca banyak buku-buku? Ini semakin meyakinkanku, bahwa bagiku membaca kini tidak perlu lagi menerapkan target. Ia seperti pelarian ketika saya buntu dengan profesi visual. Saat perasaan benci dan lelah menatap layar begitu lama. Ketika perasaan benci dengan profesi menggambar ku mulai muncul, saya bisa lari ke situ, hanya buku-buku yang bisa menyenangkanku. Apalagi jika membaca buku ringan semasa sekolah bahkan komik :D atau jika saya butuh sudut pandang yang lain jika ingin menulis cerita fiksi. Dan tidak menutup kemungkinan, ilustrasi dan tulisanku di media lain, peran buku di masa lalu sangat berperan besar.

Membaca buku juga sudah bukan menjadi indikator kecerdasan. Namun, dengan terbiasa membaca buku, bisa tahan membaca data yang panjang, bisa menulis tulisan, dan mampu mengatasi rasa sepi.

Meski membaca buku sudah bukan menjadi hal utama dalam hidupku lagi, saya tetap sayang dan cinta dengan buku-bukuku. Mereka banyak membantuku di masa kecil dan remaja





Koleksi komik dan buku ku :D


No comments:

Post a Comment

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...