Tuesday, August 13, 2013

Mudik 7 Hari

Kalo tahun lalu aku lebarannya di Makassar, tahun ini kelaurgaku mudik ke Bantaeng. Tahun ini aku mudik menggunakan mobil yang atapnya terbuka. Bukan pickup dan bukan truk. Jadi selama perjalanan aku dengar lagunya A Rocket to the Moon- Going Out sambil angin tiup- tiup jilbabku. Aaahhh... indahnya duniawi. Tapi itu hanya bayanganku saja.
Kenyataan yang terjadi ialah aku duduk berdua sama kakak, di bagian paling belakang dan tergelap dan terkelam selama abad 21. Dihimpit oleh barang-barang di samping kiri, kanan dan belakang kepala selama empat jam. Trus pas didepanku ada nenek yang pake balsem. Oh, kill me now. Karena keadaanku yang begitu, aku pun muntah setelah lima tahun terakhir nggak pernah. Dan ini terjadi saat lagu Going Out diputar dan baru 10km dari rumah. Padahal segala macam doa sudah gue baca.

Sekitar di kabupaten Takalar, kan penjual jagung banyak. Keluargaku mau beli. Awalnya ngga mau ikutan makan, karena takut ‘itu’ lagi. tapi karena ngiler dan berusaha meyakinkan diri, aku makan. Aku minta tolong supaya jendelanya dibuka saja. Anginnya pun berhembus masuk sambil dengar lagunya JKT48- Apakah Kau Melihat Mentari Senja. Imajinasi gue mulai terbang lagi à sambil dengar lagu ini, gue sedang naik sepeda di jalanan sepi yang samping kiri kanannya sawah dan pepohonan. Trus anginnya berhembus gitu. walau aku ngga punya sepeda sih. Tapi kebahagiaanku hanya berlangsung sementara. Karena aku ‘itu’ lagi pas di daerah Jeneponto.
Kemudian aku terbangun dan mendapati kursi di bagian belakangku membengkok karena barang yang terlalu banyak dan berat. Yap gue terjepit. Dan perjalanan masih panjang. Aku pasrah aja deh kalo kenapa-kenapa lagi.
Sampai di Bantaeng, desa tujuan, rumah tujuan. Perasaanku sudah ngga enak banget dan mau ‘itu’ lagi. Pokoknya aku harus turun sekarang. Karena biasanya kalo sudah sampe aku harus cepat turun untuk pulihkan perasaan. Masih ingat dengan nenek kan? Yap, aku ngga bisa turun karena terhalang oleh nenek. Dan turunnya lama banget. Malah ngga ada pergerakan sama sekali. Jadi ngga bisa dibuka kursinya. Oke, gue tau kalo dia sudah tua. Tapi, gue udah sekarat dibelakang. Dan karena nenek belum turun, aku pun ‘itu’ lagi. Kamu jijik? Gue engga. *abaikan.
Aku tiba siang. Dan sorenya aku di bawa keliling- keliling naik motor lihat bendungan, sawah dan laut. Lumayan terbayarlah walau ngga seutuhnya penderitaanku yang tadi.






Rabu, 7 Agustus 2013 (Day 2)
Waktu sahur tadi aku lebih mudah dibangunkan. Pendengaranku memang peka kalo bukan di rumah sendiri. Setelah sahur, aku tidur sejam trus bangun untuk mau jalan- jalan subuh. Pengennya sih ke daerah sawah. Tapi kata Papa, disana banyak yang balapan. Jadi kita ke Pantai Seruni. Sampai disana ternyata banyak anak muda. Rencananya mau foto-foto, tapi aku terlalu malu untuk dilihat sama mereka. Baru datang saja udah dilihatin. Eh, struktur pantainya agak mirip dengan pantai losari yang di Makassar. Mulai pake huruf untuk tulis nama pantau sama ada rumah sakit didekat situ. Tapi aku lebih suka yang di Makassar sih, penjual makanannya lebih banyak. Tapi kalo masalah enaknya, enakan disini makanannya walau penjualnya sedikit.
Menuju perjalanan pulang, aku lihat ada banyak nama di plaving block. Itu tempat pedagang baju kalo sore. Jadi supaya ngga bertengkar gara- gara rebutan tempat, namanya ditulis.


Malamnya seperti tahun- tahun yang lalu, tiap malam takbiran ada parade- parade masjid yang keliling- keliling desa. Jadi mereka lewat depan rumah untuk berkumpul di pantai seruni. Para warga berbaris di pinggir jalan untuk lihat parade sekalian bakar petasan, kembang api dan mercon. Di makassar mana ada parade seperti ini.
Saking malunya diliatin foto hasilnya kayak gini.

Malunya mulai berkurang



Kamis, 8 Agustus 2013 (Day 3)
Selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin ya.
Pagi ini aku bangun dalam keadaan flu berat. Jadi nggak pergi sholat Id. Seprtinya tadi malam hujan keras. Kelihatan dari jalanan yang basah sih. Karena nggak pergi, aku harus bantu bersih-bersih dan siapkan makanan.
Rumah nenek, seperti rumah induk lainnya, bisa dibilang besar. Namun sudah kurang terawat. Soalnya rumah itu punya tujuh kamar. Empat diatas, tiga di bawah. Tapi, nenek sama kakek sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Jadi waktu aku ditugaskan sendirian untuk bersihkan dibagian atas, aku sempat takut. Siapa tau ada yang tiba-tiba muncul. Apalagi didepan rumah ada makan kuno. Hiiii...
Setelah orang-orang kembali dari sholat Id, sudah ada keluarga yang singgah ke rumah. Aku sih sudah rapi dari tadi & sudah siap salam-salaman, siapa tau ada amplop yang nyelip ditangan *eh. Tapi dasar kakakku, dia minta ditungguin padahal belum siap sama sekali. Tamunya keburu pulang deh.
Pokoknya keluarga silih berganti datang. Nah ada suatu momen yang membuat Mama ngga suka. Gara- gara ada nenek yang kira aku lebih tua dari kakakku. Karena aku lebih tinggi dari dia. Trus kakakku tuh senang banget, jadi aku  ketawa sambil nge-cie-in dia. Masalahnya karena aku ketawa cengengesan ngga jelas itulah aku ngga dengar pas ditanya.
Dan yang seumuranku? banyak. Tapi mereka sudah kuliah semua dan mereka cowok. Jadi? Ya masing- masing sibuk dengan pikiran bagaimana cara mengatur posisi perut agar muat dengan beragam macam makanan.

Jum’at, 9 Agustus 2013 (Day 4)
Hari ini kita mau silatuhrahmi sama keluarga yang tinggal di daerah puncak. Sepanjang perjalanan, banyak tanaman cengkeh dan biji kopi. Jadi aroma udaranya antara pegunungan sama aroma cengkeh. Kalo jam 1, disini panasnya hangat. Tapi kalo udah di Makassar, beuh sudah gosong dari tadi.
Sorenya kita mau lihat sunset di pantai. Sunsetnya bagus. Soalnya ada tersembunyi di gunung.










Sabtu, 10 Agustus 2013 (Day 5)
Pagi ini aku bangun cepat. Supaya bisa jalan- jalan ke bendungan. Tapi kalo jalan kaki ke sana jauh banget. 3 km. Karena jauh, aku malah kembali ke selimut.
Sekitar jam 9 kita mau ke Pantai Marina. Jaraknya ada setengah jam dari rumah. Sampai di pantai, aku ngga ikut berenang. Soalnya udah panas. Jadi sambil nulis ini di hape, aku sedang baring- baring di rumah-rumah dekat pantai sambil baca bukunya Memoar of Sherlock Holmes sambil pake headset dengar lagu ARTTM. Ditemani oleh angin, suara ciap-ciapnya burung dan suara ombak. Aaaahhh... coba hidup sesantai ini.










Sore menjelang malam, aku sakit. Mual campur migren. Jadi waktu keluargaku mau ke pantai malam- malam, aku sempat ngga mau ikut. Ngga ada yang tau kalo aku sakit. Buat apa? Sakit kayak gini ngga butuh obat. Maka sepanjang perjalanan dan makan aku diam. Pas ditanya aku kenapa, aku ngga mau jawab. Takutnya kalo jawab suaraku bergetar trus nangis. Tapi setelah dibacakan salawat sama papa, aku agak baikan. Setelah itu aku ketawa- ketawa lagi deh. Hehehe.. Tapi, aku lupa bawa kamehameha. Eh, maksudnya kamera.

            Minggu, 11 Agustus 2013 (Day 6)
            Pagi ini aku sama kakakku nggak ikut jalan- jalan pagi ke pantai seruni. Buat apa? Kemarin- kemarin sudah. Lagian aku lebih suka suasana malamnya, soalnya nggak ketahuan kalo aku pake baju nggak maching. Jadi aku lebih memilih selimut daripada ikut. Dan ternyata adek sama orangtuaku sehabis dari pantai mereka singgah minum untuk menghangatkan diri di warung! Tau begini, aku ikut. Aku kan juga perlu kehangatan...
            Sekitar jam 9an, kita mau keliling naik bendi (di daearahku namanya ini). Kita keliling- keliling ke daerah kotanya, pasar, sawah sama pantai. Rencanya sih uang THR yang aku dapat mau tabung untuk beli sepeda. Soalnya enak banget disini main sepeda. Apalagi kalo pake ke sekolah. Bisa jadi orang kedua yang naik sepeda di sekolah. Kebanyakan naik motor. Ada juga yang naik mobil. Weits. Rasanya enak ya, kalo minta apa- apa langsung dikasi? Tapi lebih enak kalo pake uang sendiri sih.
            Pulang dari itu, kita ngga kemana- mana sampai sore. Membosankan? Memang. Tapi malamnya, kita minum sarabba’ pake telur. Awalnya agak eneg gitu dengarnya, tapi pas coba malah enak. Warungnya sih masih sepi karena masih suasana lebaran. Sepertinya kita pelanggan pertamanya hari itu.



            Senin, 12 Agustus 2013 (Day 7)
            Rencana pagi ini, kita mau makan sop ubi. Tapi lagi- lagi karena masih suasana lebaran, warungnya belum buka. Jadi, seharian kita ngga kemana- mana sampai balik lagi ke Makassar. Sebenarnya banyak wisata yang ada disini, tapi karena waktu yang singkat jadi nggak bisa.
            Pulang dari Bantaeng, aku ngga ‘itu’. Soalnya aku udah ngga pergi bareng sama tante, kakek dan nenek. Maafkan aku ya, nek. Dadaaaa..





4 comments:

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...