Friday, October 12, 2012

Happiness Inside


                Malam ini gue baca bukunya ‘Gobind Vashdev’ yang judulnya Happiness Inside. Bukunya keren. Membahas tentang hidup yang kita alami sehari- hari. Salah satu ceritanya gue ambil dari bukunya. Pokoknya nggak nyesel kalau beli bukunya. Selamat membaca!

“Ini cerita tentang seorang raja dan perdana menteri yang selalu bersyukur dan berterima kasih dengan setiap kejadian yang terjadi...”
#HappinessInside J


                Seorang raja yang sangat berkuasa baru saja mendapat sebuah hasil buruan yang istimewa. Setibanya di kerajaan, sang Raja ingin sekali memasak hasil tangkapannya tersebut. Dengan ditemani koki nomor satu, raja mulai memotong- motong, memisahkan daging dengan tulangnya, tiba- tiba terdengar teriakan yang sangat keras dari sang Raja. Apa yang terjadi? Ternyata ibu jari Raja terpotong dan putus. Segala upaya darurat dilakukan oleh para penyembuh, tetapi ibu jari sang Raja tidak dapat disatukan kembali. Dalam keadaan kesedihan dan penyesalan yang sangat, sang Perdana Menteri yang bijak muncul dan berkata, “jabganlah cemas dan menyesal. Bersyukurlah, baginda. Semua yang terjadi ini pasti ada bagusnya.”

                Mendengar kata- kata Perdana Menteri naiklah darah sang Raja “Perdana Menteri, apa kamu sudah gila? Ibu jariku putus seperti ini dan kamu masih berani berkata jika ini ada bagusnya? Coba katakan, apa bagusnya dari terpotongnya ibu jariku ini?” Perdana Menteri tidak dapat menjawab, dengan murka Raja memerintahkan sang pengawal untuk menjebloskan Perdana Menteri ke dalam penjara.

                Beberapa bulan berlalu, sang Raja kembali ke kegiatan berburunya untuk pertama kalinya setelah ibu jarinya putus. Hasrat yang begitu kuat dalam mendapatkan buruan membuat Raja lupa diri dan masuk ke wilayah terlarang yang dikuasai suku primitif. Raja ditangkap oleh kawanan suku tersebut, dan dihadapkan ke kepala suku, dengan muka yang ceria kepala suku langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan upacara besar tengah malam nanti.

                Waktu yang diharapkan oleh suku primitif, tetapi tidak oleh sang Raja akhirnya datang. Raja dinaikkan ke panggung yang cukup tinggi, di bawahnya terdapat api yang membara. Dalam hitungan detik sebelum sang Raja dilempar ke dalam api yang siap menampungnya, kepala suku tiba- tiba berteriak memecah keheningan, “STOP, kita tidak mungkin mempersembahkan manusia yang tidak sempurna ini kepada dewa kita.”

                Rupanya kepala suku tidak melihat adanya ibu jari di tangan Raja tersebut. Maka pulanglah Raja itu dengan selamat. Dalam perjalanan, Raja teringat kata- kata dari Perdana Menteri, bahwa semua da bagusnya. Sesampainya di istana, sang Raja langsung menuju ke penjara yang mengurung Perdana Menteri selama lebih dari tiga bulan. “ternyata Anda betul, Perdana Menteri, bahwa ibu jari yang terpotong ini ada bagusnya dan saya minta maaf karena memenjarakan dirimu.”

                “Tidak Baginda,” sahuit Perdana Menteri, “Jangan meminta maaf kepada hamba. Hambalah yang seharusnya berterima kasih kepada Baginda karena telah memenjarakan saya.”

                Dengan kaget bercampur tidak percaya raja berkata, “Apa? Apa kamu sudah gila, Perdana Menteri? Saya sudah memenjarakan Anda begitu saja, tetapi Anda malah berterima kasih? Apakah dikurung dalam penjara membuat pikiranmu tidak waras?”

                Dengan tersenyum lembut sang Perdana Menteri yang bijaksana itu menjawab, “Ya, Baginda, hamba sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Baginda, karena jika saya tidak dipenjarakan oleh Baginda, pasti hamba akan ikut berburu dengan Baginda. Dan jika buka Baginda yang dimasukkan ke dalam api tersebut maka hambalah yang akan menggantikannya.” 


2 comments:

  1. selalu bersyukur adalah keharusan, dan selalu berusaha adalah suatu kewajiban. nice share gan !

    ReplyDelete

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...