Malam
ini gue baca bukunya ‘Gobind Vashdev’ yang judulnya Happiness Inside. Bukunya keren.
Membahas tentang hidup yang kita alami sehari- hari. Salah satu ceritanya gue
ambil dari bukunya. Pokoknya nggak nyesel kalau beli bukunya. Selamat membaca!
“Ini cerita tentang
seorang raja dan perdana menteri yang selalu bersyukur dan berterima kasih
dengan setiap kejadian yang terjadi...”
#HappinessInside J
Seorang
raja yang sangat berkuasa baru saja mendapat sebuah hasil buruan yang istimewa.
Setibanya di kerajaan, sang Raja ingin sekali memasak hasil tangkapannya
tersebut. Dengan ditemani koki nomor satu, raja mulai memotong- motong,
memisahkan daging dengan tulangnya, tiba- tiba terdengar teriakan yang sangat
keras dari sang Raja. Apa yang terjadi? Ternyata ibu jari Raja terpotong dan
putus. Segala upaya darurat dilakukan oleh para penyembuh, tetapi ibu jari sang
Raja tidak dapat disatukan kembali. Dalam keadaan kesedihan dan penyesalan yang
sangat, sang Perdana Menteri yang bijak muncul dan berkata, “jabganlah cemas
dan menyesal. Bersyukurlah, baginda. Semua yang terjadi ini pasti ada
bagusnya.”
Mendengar
kata- kata Perdana Menteri naiklah darah sang Raja “Perdana Menteri, apa kamu
sudah gila? Ibu jariku putus seperti ini dan kamu masih berani berkata jika ini
ada bagusnya? Coba katakan, apa bagusnya dari terpotongnya ibu jariku ini?”
Perdana Menteri tidak dapat menjawab, dengan murka Raja memerintahkan sang
pengawal untuk menjebloskan Perdana Menteri ke dalam penjara.
Beberapa
bulan berlalu, sang Raja kembali ke kegiatan berburunya untuk pertama kalinya
setelah ibu jarinya putus. Hasrat yang begitu kuat dalam mendapatkan buruan
membuat Raja lupa diri dan masuk ke wilayah terlarang yang dikuasai suku
primitif. Raja ditangkap oleh kawanan suku tersebut, dan dihadapkan ke kepala
suku, dengan muka yang ceria kepala suku langsung memerintahkan anak buahnya
untuk menyiapkan upacara besar tengah malam nanti.
Waktu
yang diharapkan oleh suku primitif, tetapi tidak oleh sang Raja akhirnya
datang. Raja dinaikkan ke panggung yang cukup tinggi, di bawahnya terdapat api yang
membara. Dalam hitungan detik sebelum sang Raja dilempar ke dalam api yang siap
menampungnya, kepala suku tiba- tiba berteriak memecah keheningan, “STOP, kita
tidak mungkin mempersembahkan manusia yang tidak sempurna ini kepada dewa
kita.”
Rupanya
kepala suku tidak melihat adanya ibu jari di tangan Raja tersebut. Maka
pulanglah Raja itu dengan selamat. Dalam perjalanan, Raja teringat kata- kata
dari Perdana Menteri, bahwa semua da bagusnya. Sesampainya di istana, sang Raja
langsung menuju ke penjara yang mengurung Perdana Menteri selama lebih dari
tiga bulan. “ternyata Anda betul, Perdana Menteri, bahwa ibu jari yang
terpotong ini ada bagusnya dan saya minta maaf karena memenjarakan dirimu.”
“Tidak
Baginda,” sahuit Perdana Menteri, “Jangan meminta maaf kepada hamba. Hambalah
yang seharusnya berterima kasih kepada Baginda karena telah memenjarakan saya.”
Dengan
kaget bercampur tidak percaya raja berkata, “Apa? Apa kamu sudah gila, Perdana
Menteri? Saya sudah memenjarakan Anda begitu saja, tetapi Anda malah berterima
kasih? Apakah dikurung dalam penjara membuat pikiranmu tidak waras?”
Dengan
tersenyum lembut sang Perdana Menteri yang bijaksana itu menjawab, “Ya,
Baginda, hamba sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Baginda, karena jika
saya tidak dipenjarakan oleh Baginda, pasti hamba akan ikut berburu dengan
Baginda. Dan jika buka Baginda yang dimasukkan ke dalam api tersebut maka
hambalah yang akan menggantikannya.”
selalu bersyukur adalah keharusan, dan selalu berusaha adalah suatu kewajiban. nice share gan !
ReplyDeleteYosh
Delete