Tuesday, September 30, 2014

Kota Tangerang!


Saat menulis postingan ini, mataku sudah 5 watt. Ngantuk banget. Tapi aku pingin nulis. Ceritanya tanggal 14 Agustus kemarin, aku pergi ke Tangerang. Omku minta tolong jagain tanteku sampai melahirkan, om ku kan kerja sampai malam. Awalnya orangtuaku agak berat melepaskan satu dari empat buruhnya di rumah. Tapi yaaa namanya juga orang minta tolong banget. Lagian pesawatnya juga dibayarin kok. HAHA!
Dari rumah ke bandara memakan waktu 2 jam-an kalau macet. Jarak rumahku ke bandara Sultan Hasanuddin memang jauh banget, dari ujung ke ujung. Tiba dibandara, aku kaget soalnya aku sudah ngga berpantat, yah sudahlah, ini kan gara- gara kelamaan duduk.
 Aku pergi ke Jakartanya sendirian. Umi sama adikku hanya mengantar sampai bandara. Ku pikir salah satu anggota keluargaku bakal ada yang nangis karena aku pergi. Tapi, sampai aku chek in ngga ada yang nangis. Setelah ber-goodbye dan berpelukan ria, aku pun masuk. Sampai saat mau chek in, aku sempat dikira masih anak- anak. Mungkin karena aku pakai tas ransel ya. 

Trus dia kaget pas tanya apa aku punya kartu pelajar tapi yang ku keluarkan KTP.



     Masih ada waktu setengah jam sebelum keberangkatan. Aku pun menunggu di gate 6 sambil mengedarkan pandangan mencari darah suci. Rata- rata yang mau berangkat orang kantoran. Sambil menunggu aku baca buku Little Women. Kalo sedang menunggu untuk hal- hal penting, aku lebih suka baca buku ketimbang dengar lagu. Meski tau aku ngga bakalan bisa konsentrasi, terbukti dari halaman yang ngga berpindah dari tadi. Pandanganku hanya berpindah-pindah dari buku ke langit-langit ruang tunggu. Bandara Sultan Hasanuddin emang keren ya, ngga heran kalo masuk 3 besar bandara terbaik di Indonesia pada tahun 2011. Tak hanya itu, bandara ini juga menerima penghargaan untuk kategori Bandara Baru Padat dan Toilet Umum Bersih. Kemudian pada tahun 2012 bandara ini kembali menerima sejumlah penghargaan. Beberapa penghargaan tersebut adalah Best Airport dan Creative Airport pada Bandara Award 2012.

                                            
Sumber: Travel.detik
            Jam sudah menunjukkan pukul 19.45 WITA, aku pun mengemasi buku, hape dan earphone yang sempat ku keluarkan. Untungnya aku hanya bawa ransel, sama sekali ngga repot. Sempat kepikiran mau pake koper, kesannya kayak dewasa gitu. Tapi barangku Cuma sedikit. Saat mencari kursi, aku baru sadar kalau aku duduk ditengah. Samping kananku cewe tapi mukanya lihat ke luar jendelaaa terus, kayak ngga mau lihat mukaku. Apa mukaku bikin dia tersugesti untuk mual ya? Semoga bukan itu alasannya. Dan samping kiriku bapak-bapak separuh baya. Yang aku khawatirkan gimana cara nahan kepalaku agar saat tidur tetap tegak. Orang yang duduk di depan sebelah kananku, pria yang kelihatannya cakep. Soalnya aku lihatnya dari samping. Dia pake kemeja putih, dengan kulitnya yang putih juga, kacamata berbentuk persegi  
panjang, rambutnya agak berduri. Dan dia sudah tertidur. Ngga lama setelah pesawat lepas lamdas. Mukanya tenaaaang banget waktu tidur. Imut gitu. Ish, jadi pingin elus pipinya. Sayangnya tanganku ngga sampai.
            Aku tertidur dengan kepala yang berhasil tetap tegak. Tapi gara-gara telingaku sakit aku terbangun. Sakitnya campur dengan telingaku yang berdengung, sampai pendaratan. Aku menunggu di depan pintu kedatangan dan om ku belum datang. Sempat takut juga sih, soalnya ini sudah jam 23.00 beberapa taxi mulai menawarkan jasanya. Aku hanya menggeleng dan merapat ke sebuah rombongan keluarga.

            Om ku datang 15 menit kemudian. 
            Kota Tangerang emang cantik banget ya. Apalagi kalau malam. Jalanan favoritku saat memasuki wilayah Gading Serpong. Arsitektur kotanya teratur. Pokoknya cantiklah. Eh, di Tangerang masih banyak tanah yang kosong ya? Dan rata- rata dipakai untuk perumahan gitu. Trus masjid disini kok jarang? Malah cenderung ngga ada (kecuali di kompleks perumahan), ada apa?
Meski sebulan disini, aku ngga sempat jalan kesana kemari. Karena ngga ada yang antar. Palingan keluarnya hanya sabtu-minggu. Tapi aku datang pas Festival Kuliner Serpong Sulawesi. Temanya yaa bisa ditebak lah. Rumahnya rumah tongkonan yang ada di Toraja, panggungnya dari perahu pinisi dan baju adatnya baju bodo. Omku sama tanteku senang banget bisa pesan Coto Makassar seharga 35.000. Ya ampun di Makassar harganya cuma 11.000 doang. Tadinya mau pesan soto ayam, tapi ada komposisi tidak halalnya jadi makan bebek goreng sama es jelly. Eh, es jellynya enak banget lho..


No comments:

Post a Comment

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...