Sunday, June 8, 2014

Hasil Menunggu dari SNMPTN


          Satu minggu setelah kabar kelulusan dan perpisahan sekolah, gue deg- deg an banget untuk mendengar kelulusan di jalur undangan (SNMPTN). Deg- deg-annya lebih parah dari UN! Saat tanggal 27 pagi, gue buka twitter untuk mencari informasi tentang jalur undangan ini. Oh, ternyata bisa diakses kalo sudah jam 12 siang. Gue makin gelisah. Ingin rasanya mempercepat waktu. Jam demi jam gue liatin. Rasanya ngga enak banget. Mau ngapain aja gelisah. Akhirnya gue pun tidur dan bangun pukul dua siang. Sebelum gue buka website snmptn, gue shalat dzhuhur, shalat sunnah, dzikir, doa dan bernazar sama Allah. Pokoknya segala macam doa dan janji gue panjatkan. Gue juga makan siang terlebih dahulu dan ketemu kakakku di dapur.
          “Gimana pengumumannya?” oh, pertanyaan yang paling ku hindari saat ini
          “Eh? Belum tau” jawabku sambil menuang segelas air
          “Kok bisa?”
          “Yah... kan belum ku buka. Takut. Hehehe” gue cengengesan.
          “YA AMPUN INI ANAK! PERGI KAU CEPAT BUKA ITU! SUPAYA CEPAT KO JUGA BELAJAR KALO TIDAK LULUS!” amukan kakakku terdengar sampai ke atap rumah. Yang seketika membuat burung- burung terbang dari sarangnya.

Baru melangkah sedikit, gue ketemu sama papah dan mamah. Beliau menanyakan hal yang sama. “Iya, ini sudah mau buka” jawabku setenang mungkin. Tapi jauh didalam hatiku yang paling gelap selautan, terjadi gejolak badai yang dahsyatnya sampai menenggelamkan Atlantis.
Hmm.. mulai dari mana ya bukanya? Dari facebook dan twitter dulu ah, supaya santai dikit. Pas gue baca, banyak status dan tweets teman- teman yang tidak lolos. Kata- kata bijak pun keluar dari status dan tweets mereka. Termasuk teman yang gue anggap bisa di kelas. Oh, oke.. mungkin mereka kurang beruntung. Tau- taunya orangtua gue sudah ada dibelakang. Gue semakin grogi. Gue pun membuka website snmptn, memasukkan NIS daaann.. gue lupa passwordnya. Hahaha. Dua kali gue coba salah terus. “Apa yaaa?” Papah mulai gregetan liat gue yang ngga ada serius-seriusnya ini. Pas yang ketiga kalinya gue berhasil. Tapi karena kelamaan nunggu, papah pergi mandi. Tinggal mamah.
“Ayooo.. scroll ke bawah”
“Aduh, aku atut” campur sih antara takut dan penasaran.
Tangan kananku pegang mouse, sedangkan tangan kiri menutup mata. Andaikan gue punya tangan tiga, mungkin yang satunya gue pake menutup telinga.
Suara musik bethoven mulai terdengar. JREENNGGG! Hasilnya? Gue LOLOS! Tapi belum untuk saat ini. Seketika musik bethoven berhenti, tak ada suara apapun. Ruangan menjadi hening. Gue hanya bisa menatap nanar layar pengumuman berwarna merah. Yang ada hanya suara “yaaahh..” keluar dari mulutku. Gue ngga sanggup untuk melihat wajah mamahku. Nanti gue nangis, gimana? Gue kan paling gengsi kalo ketahuan nangis. Sampai- sampai waktu ada dzikir trus pada minta maaf sama guru- guru, semua anak kelas 12 pada nangis. Hanya gue yang tidak. Beberapa teman heran dan menatapku seakan- akan hati gue terbuat dari batu. Sadis amat. Yaah.. kalo mau nangis, nangis aja kali. Ngga perlu janjian.
          Saat suasana masih hening, terdengar suara lagu FUN.- sight of the sun. Kirain masih bagian dari backsound. Ternyata hapeku bunyi. Dari Amri, pasti menelpon karena masih ada sisa telepon gratisannya.
          “Halo, assalamualaikum”
          “walaikumsalam. Sudah mo ko liat pengumuman?”
          “he-eh. Kau? Lolos jo ko?
          “Iiiii... tidak. Hahaha. Kau? Pasti tidak juga”
          “Iyo.”
          “We nda lolos semua ki na. Ayu, Tami, Ica, Dini, Aziz, wahida, nda ada yang lolos.”
          Seketika tawa gue meledak. Dan ngakak banget. Ternyata gue ngga sendiri.
          “Sudah mi pale na. Moka ke yang lain”
          “Haha iyo”
Gue menarik nafas lega. Sorenya gue pergi ditemani sama papah untuk cari buku SBMPTN di gramedia. Untuk menghibur anaknya, gue dibawa keliling di Makassar sambil papah menjelaskan bangunan- bangunan bersejarah sewaktu tahun 70-80an. Meski ini selalu diceritakan setiap keliling-keliling. Dan rada bosan dikit. Gue tetap menunjukkan antusias.
          Malamnya, setiba di rumah. Gue mulai berpikir. Waktu belajarku tinggal 20 hari, dan saat gue nulis ini tinggal seminggu sebelum tes. Gue jadi berasa ikut Super Deal 2 Milyar yang dapat zonk. Ngga bisa tidur.  

12 comments:

  1. Ku kira kakak orang medan, pas scroll down eh bahasa makassar keluar rupa. .-.

    Btw, wish your luck ya, kak! Semoga lulus utk yg SBMPTN-nya! :D

    ReplyDelete
  2. Tetep semangat, pasti bisa dan sukses! :)

    ReplyDelete
  3. Waaaah, rekan seperjuangan ternyata! Sama-sama nggak lolos SNMPTN, hahaha. Tapi jangan sedih, masih ada SBMPTN nih. Ayo berjuang!

    ReplyDelete
  4. Hmm.. Saya juga tidak lolos. Tapi untuk melanjutkan study bukan cuma SNMPTN jalannya. :D Coba terus! Selama ada niat, pasti ada jalan :)

    ReplyDelete
  5. Coba buka tirai kesempatan yang lain, siapa tau lolos dan bisa tidur. Semangat! ( .__.)9

    ReplyDelete

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...