Friday, May 23, 2014

Last day of High School forever!

Nabila, Ayu, Amri, Tami
Tidak seperti pagi- pagi kemarin yang masih dibangunkan, hari ini aku bangun sendiri. Pukul 5 mataku secara refleks langsung terbuka. Mungkin karena tadi malam aku sudah niat kali ya. Setelah beres- beres rumah sebentar, aku siap- siap mau ke sekolah. Mendengar pengumuman dirangkaikan dengan perpisahan. Trus cowo nya pakai jas dan cewe nya pakai kebaya. Pengennya sih aku mau pakai kebaya sama sepatu kets, sneakers atau apapun itu asal jangan high heels, wedges atau slop. Nanti jalannya gimanaaaa??? Kalau makeup, aku pakai sendiri. soalnya kalau di salon biayanya mahal dan terlalu menor. Takutnya aku yang imut ini nanti kayak ibu- ibu mau kondangan.


Pukul 7, sahabatku yang namanya kembar denganku datang. Awalnya dia mau makeup di salon, tapi akan kena biaya yang mahal kalau dia Cuma sendirian. Trus temen- temenku yang lain mau pakai hijab. Aku sih no #indonesianidol biasa aja. karena mukaku tuh ngga cocok sama model hijab jaman sekarang. Dariapada aku ikut- ikutan tapi ngga pede, mending sederhana tapi pede. Belajar dari pengalaman sebelumnya sih, hehehe. Sampai di sekolah, aku dan Nabila pisah dan cari temen masing- masing. “Nabila, kamu gabung tuh sama cewenya di depan”. Saran temenku yang cowo. “Hah? Siapa? memangnya sudah ada?” tanyaku sambil berjalan ke depan. 
Dan ternyata emang udah rame. 
Dan mereka tuh pada beda semuaaaa. 

Mereka pada hijab dan makeupnya tebel bingits kaka. Saat sedang menunggu acara, dua temenku yang cowo, Aziz sama Budi, panggil aku dari belakang. aku pura- pura ngga denger, punya feelling ngga enak soalnya. Pada akhirnya aku berbalik “ya?” dari ekspresi dan bahasa tubuh mereka, mereka hanya mau lihat model jilbab dan makeup ku gimana. Gaje banget emang, trus mereka pada ketawa- ketawa ngga jelas campur cengengesan gitu. dari sekian cewe di kelas, kenapa malah aku yang diketawain
 “Nabila mau dimanapun tetap simpel” ujar Dila. Aku tersenyum, aku anggap itu sebagai pujian. Hehehe.
Jam terus berjalan, sambutan demi sambutan sangat membosankan. Aku jadi pingin tidur. Temen- temenku yang dibelakang pada sibuk selfie- selfie, di depan juga gitu. setelah acara resmi selesai dan anak kelas 12 terima plakat. Ngantukku pun udah terbang. Aku, tami, dewi, ica, dhini, ayu, wahida sama hasrifah antri photobooth (tulisannya gini ya?). hasilnya cantik deh. 



Kalian punya temen yang ekspresinya datar banget ngga? Kata temen- temenku sih gitu. aku kalau diajak cerita ngga ada ekspresinya. Masa sih? Sewaktu berpapasan dengan cowo kelas 12, dia mau senyum ke aku. tapi karena ekspresiku yang datar senyumnya ngga jadi. Trus cowo yang berikutnya juga gitu, bukan temen kelas tapi sempat satu les. Dia mau senyum tapi lihat mukaku yang datar ngga jadi lagi. Maafkan, aku kalo ngga akrab atau ngga kenal sama orang kayak gitu. Hehehe.  
“Nabila boleh pinjam kameramu nda?” tanya Aziz
“Boleh. Tapi jangan jauh- jauh ya”
“Iyeee”
Ternyata dia mau foto sama bapaknya. Ah, so sweet banget.
#sekilasinfo amri punya hape baru. Mereknya Oppo.
“nabila pinjam lagi dong”
“Ciee mau foto sama siapa?”
“Ada anak kelas 10”
“Kayaknya aku tau deh”
“Sok tau”
“Yang anak 10-9 itukan? Yang anak paskib?”
“He-eh. Hehehe. Kok tau?”
“Taulah” kataku dengan nada sok.
“Sini aku bantu cari. Sepertinya kita harus ke bagian adik kelas.” Semoga dia tidak menyadari maksud terselubungku ini.
Satu persatu temen- temenku sudah pada pulang. Tinggal aku, Nabila, Aziz sama Amri. Tapi Amri lagi antar Tami ke depan. Nabila juga dari tadi minta pulang terus. Padahal kapan lagi bisa kumpul bareng mereka. Kepalaku juga sakit banget gara- gara dengar suara drum yang bertalu- talu dan suara sang vokalis cowo itu ditambah lagi suara tes-tes gitar listrik yang bunyinya ‘ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnngggggggg’. Efeknya sampai malam bo’
“Bagaimana kalau kameramu aku pinjam?”
Ide yang buruk “Jangan. Cari saja adik kelas itu”
“Tadi katanya dia mau ke faisal nanti kembali lagi. Tapi kamu sudah mau pulang?”
Aku menaikkan turunkan alis sebagai jawaban iya “Kembali? Ngga mungkin dia kembali ke sekolah lagi.”
Nampaknya Aziz terkejut mendengar dia tidak kembali “Nanti aku antar ke rumahmu deh.”
“Oh? Kapan?”
“Sebentar”
“Naik apa?”
“Motor”
“Sama siapa?”
“Sama siapa?” dia mengulangi pertanyaanku dengan nada meledek “Ilham”
“Ilham? Hahaha. Jangaaaaan” kataku malu sambil menutup mukaku dengan tas.
“Ya sudah. Aku sendirian deh.”
“Tetap tak boleh. Sudah ah aku mau pulang”
“Yo. Hati- hati”
Aku mengangguk.


Sebenarnya maksudku mau temani dia cari adik kelas sekalian mau ketemu Ilham, yap pemain futsal itu. 

No comments:

Post a Comment

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...