Friday, June 22, 2012

My Memories Of X. 7



                Pertama kali gue masuk sekolah gue telat. Gara- gara kakak gue yang eeghh.. terlalu santai. Sebagai balasan karena gue telat, dia antar gue cari kelas. And well... i find it.
                Koridor sudah sangat- sangat ramai waktu itu oleh anak- anak baru tentunya. Pas gue mau masuk kelas gue ditahan sama anak-yang-sok-akrab-gitu. Kayaknya pernah lihat gitu deh, Oh iya dia temannya nabila (teman SD- SMP gue). Oh, pantas ada Nabila di sampingnya.
                “Eh, kamu duduk sama siapa?”
Gue yang seperti biasa, lambat merespon. Gue diam. Dia diam. Nabila diam.
                “Nggak ada...”
                “Sama aku saja, yah? Tapi di dalam nggak ada bangku”
Hah? Baru dengar ada kelas nggak punya bangku. Gue masuk ke dalam untuk memeriksa siapa tahu dia hiperbola. Tau kan hiperbola?
                Daaan... pas gue masuk, semua mata tertuju ke arah gue. Sepertinya gue mengalihkan dunia mereka deh. haha~~ terang aja semua pada liatin secara masih anak baru :P nanti juga jadi basi.
Hmm... okay sejauh ini bangku depan sudah ada orangnya. Bangku kedua juga. Ketiga. Keempat. Kelima. Hellooo?? Gue duduk dimana?! Gue pun berdiri kayak orang.. bego di belakang kelas dan semua orang cuek dengan urusan mereka. Tik, tok. Tik, tok. Sepertinya kaki gue pegal. Gue melirik ke kiri- kanan mencari orang yang senasib. Dan sepertinya gue nggak sendiri ada dua orang cewek yang berdiri juga salah satunya Erni, teman gue waktu SMP (beda kelas tapi), anak yang sok-akrab-gitu juga berdiri.
                Akhirnya entah ide siapa kita para-yang-nggak-punya-bangku turun ke bawah untuk mencari guru untuk minta bangku. Yang KATANYA kita disuruh menunggu. Dan KATANYA lagi bangku yang baru akan datang. Dan yang sampai sekarang, sampai gue naik kelas nggak ada tuh ‘bangku baru’ yang dia bilang. Oke, kita lupakan itu.
                Kita pun disuruh kembali naik ke atas. Dan ada yang duduk bertiga bahkan berempat. Gue? Cuma bisa memandang siapa pun dengan tatapan tawarin-gue-bangku-dong. Tiba- tiba...
                “Nabila! Sini.”
Wah sesuatu yang kebetulan, kayak di ftv- ftv gitu. Ternyata Rina sama Inna teman SMP gue (beda kelas juga tapi) nawarin gue bangku. Gue terharu walaupun bangkunya model terpisah bukan yang panjang. Biarin deh yang penting gue duduk. Lalu ternyata ada guru yang masuk yang ternyata itu ‘wali kelas X- 7’ dia menjelaskan tentang ini- itu tapi, gue nggak bisa menangkap denga seksama apa yang dia bilang, karena gue, rina, dan Inna mencium sesuatu, seperti tai kucing. Kami pun langsung mengecek satu- satu sepatu masing- masing. Daan.. Oow ow, jangan bilang kalo gue yang injak.
                Soalnya gue melihat kayak ada yang lengket, tapi sumpah nggak bau. Tapi sepertinya secara tidak langsung kalau pandangan mereka menuduh gue. Oke. Fine. Secara status gue masih nebeng di bangku ini gue minta izin ke kamar mandi. Dan tentu saja diikuti oleh tatapan seluruh kelas. Plis deh.

                Setibanya gue di kamar mandi, gue gosok- gosok tuh sepatu. Untung gue udah sering lakukan gosok- gosok berhadiah. And well... nggak mau hilang. Ya udah. Yang penting kan nggak bau.
Gue masuk kelas. Dan diiringi tatapan satu kelas plus dengan Bu guru.
Kayaknya hari itu gue sial deh. sudah pasti.

Hari 2
                Gue ngantuk. Sangat ngantuk. Perasaan gue nggak kurang tidur juga.
Teman- teman mulai beradaptasi. Gue ngantuk.
Guru menjelaskan. Gue ngantuk.
Whats wrong with me??. Hmm... kayaknya gue bosan. Bored. Bored. Bored.
Dan sepertinya juga gue secara halus. Tidak kasat mata. Gue disuruh pindah. Gue juga mau pindah, tapi kemana?. Ya, sudah gue pura- pura nggak nangkap aja gesture mereka.
                Oh, gue lupa di kelas ini. Ada anak yang always smile. Always. Sejak gue satu gugus sampai sekelas dia selalu senyum. And everybody love she.
Gue akuin sih, gue sinis. Dari awal masuk malah. Tapi... gue sendiri juga bingung. Whatever lah.
                Oh, (lagi) gurunya sudah masuk. Dan seperti biasa diminta memperkenalkan diri hal yang paling gue nggak suka. Tapi, setidaknya gue kemarin tau. Anak yang temannya nabila itu namanya Tenri. Kalau kita bertatapan (cieee) kita ketawa. Not smile.

Day 3
                Alhamdulillah, gue udah dapt bangku paling belakang. Sama emm... gue belum ingat jelas namanya. Tapi, gue Cuma liat nama yang tertera di bukunya ‘Fadilah Putri Ananda’. Oh, namanya Dilla. Tapi dia Cuma 2 hari masuk sekolah selebihnya sering nggak masuk karena dia masuk rumah sakit karena telinganya. Besoknya ada anak yang sepertinya baru gue liat deh. nggak dapat bangku, gue yang kebetulan waktu itu nggak ada Dilla. Menawarinya duduk dan dia mau.
                Oke, selama dua hari gue duduk dengan dia, gue nggak tau namanya siapa dan gue berusaha liat namanya di buku ‘Try Sutriani’. Oh, namanya Try.

This is my story. Where you story?
T H E   E N D

No comments:

Post a Comment

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...