Mitos #1 : Tukang gencet sebenarnya menggoda saja. Kenyataan: tukang gencet
akan melakukan lebih dari sekedar menggoda. Walaupun banyak tukang gencet yang
sekedar menggoda, yang lainnya mungkin akan melakukan kekerasaan,
emngintimidasi, dan taktik- taktik lainnya. kalau sekedar menggoda, itu bisa
menjadi hal yang menyenangkan; sedangkan mengganggu bisa menyakitkan.
Mitos #2: Beberapa orang memang pantas untuk digencet. Kenyataan:
tidak seorang pun pantas untuk digencet. Tidak ada seorang pun “yang minta
digencet”. Kebanyakan tukang gencet akan menggoda orang- orang yang benar-
benar “berbeda” dengan diri mereka. Padahal menjadi berbeda bukanlah alasan
untuk menjadi sasaran gangguan.
Mitos #3: hanya anak laki- laki yang bisa menjadi tukang
gencet. Kenyataan: Sepertinya para tukang gencet itu hanya anak laki-
laki, tapi anak perempuan bisa juga menjadi tukang gencet.
Mitos #4: Mereka yang mengeluhkan tukang gencet ini adalah
anak manja. Kenyataan: orang- orang yang mengeluhkan tukang
gencet ini adalah mereka yang berani mempertahankan hak untuk tidak diganggu. Mereka
ini lebih dewasa daripada si tukang gencet.
Mitos #5: Mengganggu adalah fase kehidupan yang normal. Kenyataan:
Digencet, jadi korban, selalu ditekan, diancam, diganggu, dihina, dilukai, dan
dianiaya, jelas tidak normal. Kalau kamu pikir semua itu normal, kecil
kemungkinannya kamu akan melawan, yang berarti mmemberikan lampu hijau kepada
tukang gencet untuk terus mengganggumu.
Mitos #6: Tukang gencet akan berlalu kalau kamu tidak
mengacuhkannya. Kenyatan: Beberapa tukang gencet mungkin tidak akan
mengganggumu lagi. Namun, yang lainnya akan marah dan tetap mengganggumu sampai
mereka mendapatkan sebuah reaksi. Itulah yang sebenarnya mereka inginkan.
Mitos #7: Rasa percaya diri tukang gencet itu rendah. Inilah yang menjadi
sebab mereka selalu mengganggu orang lain. Kenyataan: beberapa orang
tukang gencet punya rasa percaya diri yang tinggi. Mereka merasa nyaman dengan
diri sendiri, dan mengganggu orang lain bahkan membuat mereka lebih puas lagi. Pada
umumnya, kebiasaan ngegencet tidak berhubungan dengan rasa percaya diri yang
rendah atau tinggi. Ini adalah soal menguasai orang lain.
Mitos #8: Kamu akan tampak seperti anak kecil kalau mengadu
kepada orangtuamu saat kamu digencet. Kenyataan: Sebenarnya melapor kepada
orangtua bisa melakukan sesuatu atas gangguan ini adalah keputusan yang pintar.
Demikian pula kalau kamu melaporkannya saat melihat orang lain sedang digencet.
Mitos #9 : Cara yang paling baik menghadapi tukang gencat
adalah dengan berkelahi atau balas dendam. Kenyataan: Kalau kamu melawan
seorang tukang gencet, mungkin kamu akan terluka ( dan melukai orang lain). Lagi
pula kamu mungkin akan terlibat kesulitan kalau berkelahi. Kalau kamu mencoba
balas dendam, kamu telah bertindak sama jeleknya dengan si tukang gencet itu. Dan
si tukang gencet mungkin akan balik balas dendam lagi.
Mitos #10: Orang- orang yang digencet mungkin akan merasa
sakit sejenak, tapi mereka akan segera melupakannya. Kenyataannya:
Gangguan itu akan terasa sakit untuk waktu yang sangat lama. Beberapa anak
kecil bahkan memilih berhenti sekolah karena selalu diganggu tukang gencet. Sebagian
menjadi sangat sedih, ketakutan, dan putus asa, hingga bunuh diri. Banyak orang
dewasa bisa mengingat masa- masa ketika mereka diganggu sewaktu masih kecil. Orang-
orang tidak “akan melupaklan” saat- saat diganggu para tukang gnecet.
No comments:
Post a Comment