Sunday, April 1, 2012

10 Mitos Tentang Tukang Gencet dan Kebiasaan Mereka Mengganggu Orang Lain




Mitos #1 : Tukang gencet sebenarnya menggoda saja. Kenyataan: tukang gencet akan melakukan lebih dari sekedar menggoda. Walaupun banyak tukang gencet yang sekedar menggoda, yang lainnya mungkin akan melakukan kekerasaan, emngintimidasi, dan taktik- taktik lainnya. kalau sekedar menggoda, itu bisa menjadi hal yang menyenangkan; sedangkan mengganggu bisa menyakitkan.

Mitos #2: Beberapa orang memang pantas untuk digencet. Kenyataan: tidak seorang pun pantas untuk digencet. Tidak ada seorang pun “yang minta digencet”. Kebanyakan tukang gencet akan menggoda orang- orang yang benar- benar “berbeda” dengan diri mereka. Padahal menjadi berbeda bukanlah alasan untuk menjadi sasaran gangguan.

Mitos #3: hanya anak laki- laki yang bisa menjadi tukang gencet. Kenyataan: Sepertinya para tukang gencet itu hanya anak laki- laki, tapi anak perempuan bisa juga menjadi tukang gencet.
Mitos #4: Mereka yang mengeluhkan tukang gencet ini adalah anak manja. Kenyataan: orang- orang yang mengeluhkan tukang gencet ini adalah mereka yang berani mempertahankan hak untuk tidak diganggu. Mereka ini lebih dewasa daripada si tukang gencet.

Mitos #5: Mengganggu adalah fase kehidupan yang normal. Kenyataan: Digencet, jadi korban, selalu ditekan, diancam, diganggu, dihina, dilukai, dan dianiaya, jelas tidak normal. Kalau kamu pikir semua itu normal, kecil kemungkinannya kamu akan melawan, yang berarti mmemberikan lampu hijau kepada tukang gencet untuk terus mengganggumu.

Mitos #6: Tukang gencet akan berlalu kalau kamu tidak mengacuhkannya. Kenyatan: Beberapa tukang gencet mungkin tidak akan mengganggumu lagi. Namun, yang lainnya akan marah dan tetap mengganggumu sampai mereka mendapatkan sebuah reaksi. Itulah yang sebenarnya mereka inginkan.

Mitos #7: Rasa percaya diri tukang gencet itu rendah. Inilah yang menjadi sebab mereka selalu mengganggu orang lain. Kenyataan: beberapa orang tukang gencet punya rasa percaya diri yang tinggi. Mereka merasa nyaman dengan diri sendiri, dan mengganggu orang lain bahkan membuat mereka lebih puas lagi. Pada umumnya, kebiasaan ngegencet tidak berhubungan dengan rasa percaya diri yang rendah atau tinggi. Ini adalah soal menguasai orang lain.

Mitos #8: Kamu akan tampak seperti anak kecil kalau mengadu kepada orangtuamu saat kamu digencet. Kenyataan: Sebenarnya melapor kepada orangtua bisa melakukan sesuatu atas gangguan ini adalah keputusan yang pintar. Demikian pula kalau kamu melaporkannya saat melihat orang lain sedang digencet.

Mitos #9 : Cara yang paling baik menghadapi tukang gencat adalah dengan berkelahi atau balas dendam. Kenyataan: Kalau kamu melawan seorang tukang gencet, mungkin kamu akan terluka ( dan melukai orang lain). Lagi pula kamu mungkin akan terlibat kesulitan kalau berkelahi. Kalau kamu mencoba balas dendam, kamu telah bertindak sama jeleknya dengan si tukang gencet itu. Dan si tukang gencet mungkin akan balik balas dendam lagi.

Mitos #10: Orang- orang yang digencet mungkin akan merasa sakit sejenak, tapi mereka akan segera melupakannya. Kenyataannya: Gangguan itu akan terasa sakit untuk waktu yang sangat lama. Beberapa anak kecil bahkan memilih berhenti sekolah karena selalu diganggu tukang gencet. Sebagian menjadi sangat sedih, ketakutan, dan putus asa, hingga bunuh diri. Banyak orang dewasa bisa mengingat masa- masa ketika mereka diganggu sewaktu masih kecil. Orang- orang tidak “akan melupaklan” saat- saat diganggu para tukang gnecet.






No comments:

Post a Comment

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...