Monday, October 12, 2015

Gara-gara Mengejar Bus

         Minggu lalu, tepatnya hari Jumat. Jurusanku mengadakan baksos sebagai rasa syukur karena pengukuhan HIMADEGRA sukses dilaksanakan di Pantai Bira. Tapi tidak semua pergi juga, hanya yang mau saja. Di kelasku yang ikut hanya tujuh, dengan saya.
Acara baksos-nya hanya sampai tigaan. Trus teman-teman dan seniorku pada mau balik ke kampus. Sebenarnya malas juga balik. Kayak, ngapain gitu balik sudah ga ada kegiatan. Tapi berhubung saya hanya menumpang, saya ngikut.

Sementara perjalanan balik ke kampus, tiba-tiba ada bus kota lewat. Fandy nyelutuk "Pengen naik ini deh"
"Eh, ayo!"
"Ha?"
"Iya, ayo! Motornya parkir disini saja"
"Ha?!" dia tambah kaget. Tapi ujung-ujungnya tetap parkir.
Saat sedang berjalan cepat menuju halte, busnya langsung jalan.

IH.

 Fandy yang baru datang dari tempat parkiran hanya melongo. 
"Eh, eh kejar busnya!" ucapku panik sambil menarik-narik tasnya.
Kita langsung kembali ke tempat parkiran dan pergi secepatnya. Selain untuk mengejar bus, kami juga menghindari bayar parkiran. Mumpung tukang parkirnya ga ada. 
"Dimana lagi haltenya?" tanyanya
Ada di depan-depan. Terus saja" padahal saya juga tidak yakin apa di depan masih ada halte atau tidak. 
Dari halte yang di jalan Perintis Kemerdekaan, kami ke daerah fly over. Jaraknya lumayan jauh, apalagi cuacanya sangat panas dan sedikit macet. Ya, sedikit..
"Halte-halte!" tunjukku kegirangan.
Fandy berhenti trus celingak-celinguk cari tempat parkiran.
"Parkirnya disini saja" saranku.
"Jangan. Nanti hilang."
Saya hanya manggut-manggut. 
"Begini, kamu tunggu disini. Saya cari parkiran dulu."
"Oke"
Saya lalu berdiri di halte. Menunggu bus dan menunggu Fandy kembali. 

JENG..JENG.. BUSNYA DATANG

Dari jauh pun Fandy sudah berlari-lari kecil. Detik-detik saat saya berbalik ke arah bus, BUSNYA GA SINGGAH. IH. 
           “Mana bus-nya?” dia datang sambil ngos-ngosan.
“Ada tadi. Tapi tidak berhenti”
“Tapi bus-nya sempat berbelok sedikit kan? Kenapa tidak suruh singgah?”
“I..iya sih. Tapi, yang kayak begituan kan bukan kayak angkot yang tanganku mesti digoyang-goyangkan. Maksudku, bus kan akan singgah secara otomatis kalau ada halte”
Kami terdiam.
"Beli es, deh" ajaknya.
Akhirnya kami makan es di dekat halte. Tiba-tiba saya tertawa. Dia heran tapi ikut tertawa kecil. Saya kembali tertawa dengan frekuensi cukup lama.
“Ih, malah ketawa”
Saya semakin tertawa.
          “Jadi mau kemana?” berhubung juga masih jam tiga.
          “Ke Benteng!” jawabku cepat.
          “Bagaimana kalau ke tempat yang dingin-dingin?”
          “Mall?”
          “Bukan. Cafe-cafe gitu”
          “Kalau di cafe, kita harus beli.”
Kami pun bersiap ke Benteng setelah menghabiskan es teler. Tapi sebelumnya kami singgah pinjam helm dulu.
          “Katanya jangan takut sama polisi..”
         “Tapi ga gitu juga. Benteng kan daerah kota. Sarangnya polisi”
Saya hanya manggut-manggut. 

Sunset England.
Setibanya di Benteng, kami muter-muter trus kembali duduk-duduk sambil cerita-cerita. Menjelang matahari tenggelam, dia bilang "Ayo ke sana" tunjuknya ke arah dinding-dinding Benteng yang menghadap ke arah jalan raya serta beberapa kawasan kuliner dan wisata.
"Ayo"
Saat dia sudah berhasil naik dan duduk di pinggir Benteng, dia bingung kenapa saya tidak naik. 
"We naik ko"
Saya diam. "Dari sini juga kelihatan mataharinya"
Dia lalu tertawa terbahak-bahak. "Jangan bilang kalau tidak bisa ko naik"
"Ih, bisa na"
"Teruuss?"
Akhirnya saya naik dengan cara yang dia anggap lucu. Sambil melihat matahari terbenam, kami kembali bercerita kembali.
          “Nanti kalau saya punya uang, saya mau beli baju baru biar modis-modis sedikit. Trus beli parfum, make up, trus trus masuk ke salon. Hahaha”
          “Iyo, soalnya cu’mala (kucel) ko . Hahaha”

Menjelang maghrib, kami pun pulang dan singgah mengembalikan helm. Trus balik ke rumahku untuk makan malam sekalian numpang wi-fi gratisan. Sementara dia online, saya tidur-tiduran. Guling-guling ngantuk disitu.
“Pulang deh. Ka kau tidur ko
“Makanya ajak bicara kek”
Tapi ujung-ujungnya saya juga ngobrol kayak orang ngigau

1 comment:

Cukup Kerjaan yang Pakai Target. Bacaan jangan :D

Beberapa bulan yang lalu, saya menonton salah satu youtube binaragawan kesayangan fitnesmania yakni Ade Rai. Padahal tidak ada riwayat sebel...