Soccer Paradise
Ini cerita
waktu gue masih kelas 10. Flashback gitu deh.
Waktu hari
Rabu, gue olahraga. Setelah selesai jam pelajaran pertama kita semua ganti
baju, ada yang di wc, di kelas, trus ada juga di belakang lemari. Hari itu, gue
belum tau olahraga apa. Ya sudah deh, yang penting baris dulu.
Setelah
baris. Kita di absen. Ternyata olahraganya ‘bola’. Engg... sejujurnya gue nggak
terlalu suka yang namanya bola. Soalnya bawaannya sial melulu. Apalagi kalau
main bola voli sama sepak bola. Mendengarnya saja, gue sudah merinding dibarisan.
Pertama
main bola basket, nama kita disebut trus sebisa mungkin bolanya harus masuk ke
ring. Pakai waktu. Ada yang masukin bola sampai 5 kali. Kalau gue Cuma 2 kali L
Setelah itu kita main sepak bola, tapi cowoknya dulu yang
main. Oke sudah biasa. Pas giliran ceweknya dibagi berdasarkan absen. Dag...
dig.. dag.. dig.... tapi gue nggak tau kalau pembagian diabsen itu adalah
tim kita. Gue kira Cuma sekedar dibagi- bagi. Semuanya pada mau rebutan jadi
penyerang, atau apalah namanya yang penting dapat peran nendang- nendang bola. Tapi
nggak ada yang mau jadi kiper. Karena semua pada sibuk dengan penyerang, tanpa disuruh
gue jadi kiper. Pas gue stand by di gawang , teman- teman pada manggut- manggut
setuju saja. Okesip.
Priiiiiiiittt.......
Peluit pun di tiup. Semua sibuk nendang bola, nggak ada
lagi tuh yang namanya penyerang. Semua pada mau nendang bola. Tunggu. Gue di
kelompok yang mana nih? Gue lupaaa. Gue nggak ingat soal pembagian tim. Mau nanya
wasit ntar dikeluarin lagi (meskipun wasitnya teman gue).
Hmm.. oke, yang penting gue jaga gawang. Ketika semua orang
sibuk dengan bola, Tenri (BF gue) datang ke arah dekat gawang gue. Gue pun
manggil dia.
“ Tenri, sinii”
“Apa?”
“Kelompok gue dimana?”
“Hahahahahahaha...”
Dia ketawa ngakak. Mau nggak mau gue ketawa juga. Setelah selesai
ketawa, dia ngakak lagi. Gue jadi ikutan ngakak juga. Setelah ketawanya agak
reda, dia bilang “kita satu tim.” Oh oke.
Tiba- tiba, bola pun datang ke arah gawang gue bersama
teman- teman. Sempat sih gue agak takut, soalnya mereka ambisius banget masukin
bola. Dari jauh aja sudah pada teriak- teriak sambil narik- narik kerudung. Pas
bola mendekat, Tenri kok kayak berusaha masukin bola ke arah gawang gue? Maksudku
arah gawang timnya sendiri?? Tapi gue tetap positive thinking, mungkin dia
masih belum terlalu mengenal bola luar dalam * eaaa. Tapi gue tetap
nggak membiarkan bola masuk ke gawang gue *sambil mengepalkan tangan.
Pas bola pertama mau masuk yang ada malah narik- narik baju.
Meski dalam keadaan kayak gitu, gue tetap berhasil mempertahankan gawang. Hahaha
*tertawa kemenangan. Teman- teman pun pada rebutan mau meluk gue, atas keberhasilan
sebagai penjaga gawang yang baik.
Setelah bola kembali ketengah, gue tanya Tenri. “Kok tadi
kamu mau masukin bola kearah gawang kita?”. “Hahaha.. kita beda tim. Trus gue Cuma mau
mainin elo. Soalnya masa sih elo nggak tau tim sendiri? hahaha”
“Gue lupa, kakak...”
Bola kedua pun datang, tapi gue berhasil lagi nangkap. Tenri
marah main- main. “Bolanya masukin dong ke gawangmu”
“Hahaha nggak mau”
Mungkin karena jengkel, bolanya nggak masuk- masuk. Bolanya
dia lempar ke dalam gawang. Daaaann... dia kena peluit. Tapi pertandingannya
selesai juga kok.
Ternyata ada kepuasan tersendiri ketika menjadi kiper
apalagi kalau bolanya berhasil kita tahan. Walaupun gue sempat dipandang nggak
bisa jaga gawang. Tapi gue bisa buktikan. Dalam waktu 20 menit, gue serasa jadi
markus yang membela Indonesia
Lucu.... lucu.... lucu banget.
ReplyDeleteMakasih XD *baru dibalas sekarang
Delete