Gagal di SBMPTN Kedua
Saya mulai belajar SBMPTN tanggal
4 April. Untuk alumni sepertiku, itu sudah termasuk terlambat. Seharusnya saya
mulai belajar sejak tahun lalu Desember 2014 lah. Tapi keinginan untuk
mempelajari kembali materi SBMPTN baru mucul di bulan Maret 2015! Entah setan apa yang merasuki ku. Sebab sebelum
bulan April tiap buka materinya tuh, bawaannya ngatuk dan nguap-nguap terus. Mungkin
karena saya belajar dan berjuangnya sudah sendirian. Tahun lalu kan masih pada
terhubung sama teman-teman, berbagi informasi-informasi, ada teman cerita. Meski
teman-teman baikku sering menyemangati, tetap terasa berbeda. Saya merasa seperti
ditinggalkan sementara mereka terus melaju bersama.
Tanggal 4 April saya sudah
belajar serius walau frekuensi antara ngatuk-nguap-nguap berbanding lurus dengan materi yang saya baca per-halaman. Saya pun memutuskan bangun tiap jam dua
pagi untuk shalat malam trus belajar sampai subuh sambil memutar instrumental
di youtube, enak belajar jam segitu. Tenang dan Sunyi, saking sunyinya suara
jam dinding saja terdengar sangat jelas. Lalu saya kembali belajar pukul 08-10.00.
Pukul 14.00-18.00.
Pukul 07.30-22.00
Pukul 02.30-05.00
Begitu setiap harinya sampai H-7
SBMPTN tanggal 9 Juni.
Awal bulan Mei, saya mulai merasakan ketakutan dan
kecemasan berlebihan. Orang rumah bilang saya stres. Jadi mudah marah, sariawan
mulai ada dua dan jerawat mulai bermunculan. Saya juga semakin sering bermimpi
buruk. Ceritanya saya sudah mau ujian tapi saya belum belajar sama sekali.
Saya mau ujian tapi terjadi
kerusuhan massal.
Saat saya mau ujian, saya terus
berjalan sendirian menuju lokasi tapi tidak kunjung sampai padahal sudah jam
dua malam.
Saya bertemu dengan teman-teman
baikku, dimimpi itu saya melihat mereka berjalan bersama saling bergandengan
tangan, ketawa bareng. Saya kejar sambil berusaha memanggil mereka tapi mereka
tidak mendengar dan semakin menjauh.
---
Sehari sebelum SBMPTN saya cek
lokasi di sebuah SMP dan lagi-lagi saya dikira anak SMP yang mau mendaftar saat
bertanya dengan penduduk sekitar. BUSET. KASIHAN ANAK YANG BETUL-BETUL SMP DONG!
Saat akan pulang, jalanan sangat
macet sampai ke 'jalan-jalan tikus'. Gara-gara itu saya tidak jadi dijemput dan
harus jalan kaki sambil mencari angkot tujuan, saya tersesat selama setengah jam jalan kaki, sejauh 1 km.
Lalu tanggal 13 Juni (tanggal
yang hampir ku lupa) saya harus test lagi untuk kuliah di Desain Grafis karena
tahun ini saya mendaftar di dua kampus yang berbeda. Yang SBMPTN saya milihnya
Sastra Jepang (sama seperti tahun lalu) dan Desain Grafis saya baru mencobanya tahun ini. Sempat ada niat mau ambil DKV di SBMPTN, tapi DKV masuk dalam kategori SAINTEK (IPA), sedangkan saya belajarnya full SOSHUM (IPS). Bisa sih, saya ambil IPC (SAINTEK + SOSHUM).. Tapi risikonya terlalu besar. Karena saya harus mempelajari kembali materi IPA dari kelas 10 sampai 12.
Setelah semua test berakhir, saya masih tetap shalat dan
berdoa supaya lulus diantara dua pilihan itu. Berbagai macam doa saya baca. Saya
takut tidak lulus dimana pun. Saya sudah rasakan tidak enaknya tidak lulus
karena bukan pilihanku yang tidak mau kuliah. Saya sudah malu-semalu-malunya
sama teman seangkatan (bahkan saya sampai malas datang reuni kelas), saya malu
tiap keluarga besarku tanya, tetangga tanya, teman orangtua dan teman saudaraku
pada tanya. Saya jadi semakin malas kumpul bareng keluarga dan kemana-mana gara-gara
itu. Ternyata tidak lulus SBMPTN itu tidak seindah yang saya bayangkan dulu. Di perparah
lagi keluarga besarku yang secara tidak langsung menjadikanku contoh yang buruk
untuk anak-anak mereka, secara tidak langsung menjatuhkanku dengan celutuk-celutakan
mereka, dan masih bertanya padahal sudah tahu.
Saya pikir setiap anak yang tidak
lulus menjadi sensitif untuk hal ini.
---
Tanggal 22 Juni pengumuman Desain
Grafis dan saya lulus. Hore! Pendaftaran ulangnya terbuka dalam waktu seminggu
dan saya harus membayar Rp2.500.000. Namun sampai tiga hari terakhir, orangtuaku
belum megang uang. Apalagi uangnya baru saja dipakai untuk adikku yang masuk
SMA tahun ini. Otomatis dia yang dibayar lebih dulu. Saya lalu nangis diam-diam.
Ini gimana jalan keluarnya
Besoknya, saya dan kedua
orangtuaku diskusi. Keputusan diambil. Saya harus melepaskan Desain Grafis dan
mencoba peruntunganku pada SBMPTN. Seharusnya saya harus sadar kalau Desain Grafis itu mahal (meski ini universitas negeri sih). Untung kemarin sudah nangis habis-habisan
jadi saya tidak begitu kaget lagi. Banyak yang menyayangkan kesempatan ini, sebab
hasil SBMPTN masih menggantung. Tapi ya.. mau bagaimana lagi. Saya juga tidak
mau ngotot, ngga tega soalnya.
Kamis, 9 Juli pengumuman SBMPTN.
JENG..JENG..
Websitenya bisa diakses setelah maghrib, itu pun bukan saya
yang buka. Tapi teman baikku Nabila yang lulus SBMPTN (lagi). Jadi dia ngasih
taunya lewat pesan facebook. Sambil menunggu, saya mengetuk-ngetuk meja. Membuka
website-website untuk menunggu pesan. Sementara jantung bunyinya sudah tidak beraturan.
TING!
Pesan dari Nabila. Saya
dinyatakan tidak lulus.
((Tidak lulus untuk kedua kalinya))
Saya merasa ditampar kanan-kiri.
Malam itu saya berpkir keras. Memikirkan semuanya. Menyalahkan semuanya. Mencari-cari dimana letak kesalahanku. Kenapa saya bisa sesial ini. Padahal anak-anak lain, sekali belajar atau gagal di usaha pertama bakal berhasil di usaha kedua. Apa usahaku kurang? Tapi itu sudah usahaku yang paling maksimal. Jadi, saya bangun tengah malam untuk belajar, apa? Bagaimana reaksi orang-orang? Mukaku mau ditaruh dimana? Atau mungkin saya harus bekerja. Masa bodoh dengan komentar orang-orang.
---
Hari Jumatnya, saya menelpon
temanku yang sudah kerja. Menanyakan apa di tempatnya masih ada lowongan
pekerjaan atau ada pekerjaan yang dia tahu. Dia bilang dia sudah keluar dari
tempatnya dan memberiku beberapa informasi lowongan pekerjaan. Salah satunya, Kantor Pos.
Kamu tanya-tanya saja kesana, mana tau ada tempat yang kosong, kata dia.
Malamnya, saya sudah mau diskusi
kembali dengan orangtuaku. Saya ingin mengutarakan tentang niat melamar
pekerjaan. Tapi sebelum saya bicara duluan, Abi ngasih saran untuk mencoba
JNS/ Jalur Mandiri.
"Tapi ku kira mahal?"
"Mahalnya berapa dulu? Kan
belum tahu nominalnya"
Saya tersenyum sumringah
mendengarnya. Ada sedikit titik terang.
Hari sabtu, saya gencar bertanya
dengan temanku yang lulus lewat JNS. Tapi dia balasnya lama. Saat mengecek Line
untuk mencari info yang lain, sudah banyak yang tanya tentang hasil SBMPTN-ku. Rencananya
saya tidak mau balas, tapi terlanjur sudah terbuka. Yaa.. balasnya pakai stiker-stiker
lucu saja. Temanku pada kaget semua saya tidak lulus. Kemudian, ketika saya bilang
mau lewat JNS temanku langsung kirim daftar SPP untuk setiap program. Dan
sastra jepang Rp4.000.000/semester.
Dengan secepat kilat, saya langsung
ngasih tau orangtuaku tentang biayanya. Orangtuaku kaget sambil tersenyum simpul, saya lalu tertawa. Menertawai nasib kayaknya.
Malamnya selepas berbuka puasa, kami berdiskusi kembali. Ayahku
akhirnya memutuskan untuk mencoba kembali ke Desain Grafis. Meski sudah 20 hari
lewat dari pendaftaran ulangnya. Abiku nekat kembali ke sana.
"Sudah lewat banget pendaftaran ulangnya. Mana diterima? Trus biayanya bagaimana?" tanyaku lagi
"Tenang. Jika itu memang
rezeki mu, semua ada jalannya. Lagipula tiap anak pasti punya rezeki masing-masing"
Senin, 13 Juli. Kita kembali ke
kampus itu. Di perjalanan saya bercakap-cakap dengan diriku sendiri, menduga
pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan oleh panitia disana, serta
menyiapkan jawabannya. Saya sudah siap bakal dimarahin atau apapun itu. Tiba di kampus tersebut, kita langsung ke ruang
panitia. Panitianya bilang namaku hampir dicoret. Karena kuotanya tinggal satu.
Dia bilang lagi, seandainya ada yang mendaftar (sebagai cadangan) lebih dulu
daripada saya, dia akan menggantikan tempatku. Trus saat akan menyetor uang
muka-nya, ternyata bukan Rp2.500.000 tapi Rp1.750.000
Saya dan Abi saling melirik
dalam diam. Menyimpan pertanyaan masing-masing.
Sampai di tempat parkir, ayahku
nanya. "Katanya dua juta lima ratus?"
"Ih, di website-nya bilang
begitu. Trus... abi... hmm..dapat uang darimana?"
"Kita baru naik arisan"
jawabnya senang.
"Iya?" tanyaku senang
Sampai di rumah sebelum berkata-kata, Abiku meluk
eraaatt banget sampai dua kali. Kayak orang paling bahagia sedunia!
---
Setelah peristiwa itu, saya kembali memikirkan semuanya. Mulai menghubung-hubungkan antara kejadian tahun lalu dan sekarang. Ada banyak pengalaman yang bisa ku dapatkan sebelum dan setelah ini. Saya juga mulai mengingat doa yang ku minta tiap saya shalat. Dan saat membuka diary yang ku tulis setahun lalu, ternyata meski saya mendaftarnya Sastra Jepang, saya pinginnya Desain Grafis. Tapi saat itu saya belum menemukan sekolah Desain Grafis.
Dan saya menyesal telah berprasangka buruk terhadap semuanya.
Dan juga terima kasih. Hasilnya membuatku sangat sangat senang.
selamaaat kak! semoga sukses kuliahnya, ceritanya(?) seru huehue. doain aku jg yha yang mau sbm taun depan ;')
ReplyDeleteHahaha.. sama-sama :D
DeleteAamiin.. Belajarnya yang serius ya, soalnya susaah banget lhoo
Btw kok udah ga pernah nge-blog lagi? Dulu saya suka baca blogmu, hehe. Maybe I'm Dreaming kan?
Deleteane baru aja gagal SBMPTN pertama di tahun ini, sekarang di kepala ane bentrok antara kuliah swasta aja atau gap year ;_;
ReplyDeleteJurusan yang kamu apa dulu? Kalau tidak ada di univesitas swasta lebih bagus nunggu tahun depan
Deletegak sia-sia perjuangannya ya Nabila. Sukses buat kuliahnya :)
ReplyDeleteHehe makasih~
DeleteUsaha yang sungguh-sungguh tidak pernah menghianati hasil, ya.. Terharu bacanya. Aku salah satu yang gagal SBMPT 2 tahun yang lalu. Hihi.
ReplyDeleteYang penting kuliah di jurusan yang disenangi. Selamat, yaa! :)
Iya? Sekarang bagaimana kak? .-.
Deleteselamat ya. Saya yg lulus taun ini gk nyoba SBM, karena jurusan di PTN-nya akreditasinya C, sedangkan yang di Tempat PTS aku sekarang B. Walaupun biaya di PTSku lebih mahal dari PTN,. Btw, Selamat ya, udah jadi anak kuliahan.
ReplyDeleteHmm.. *manggut-manggut
DeleteYang penting sesuai hati juga. Yosh, kamu juga selamat :]
alhamdulillah kak Nabila aku ikut seneng ya :') bacanya sampai pengen nangis :') sampai ketemu lagi ya pas udah samasama sukses aamiin! ;) btw univ nya univ mana kak?
ReplyDeleteBaru baca cerita blog ini. Dan ceritanya diulang sama kehidupan saya kak, hahaha kiya senasib :)
ReplyDeleteJadi, gimana sekarang? :p
DeleteBaru baca, dan mirip kayak kisah gw. Gw udh les sana sini, beli buku sana sini, tes sana sini, dan gaada yg dapet :')
ReplyDeleteGue juga gitu malah udahh belajarnya dr jauhjauh hari tp tetap aja gak lulus jd gue ambil gap year tahun ini dan selalu berpikir positif pasti Allah SWT ingin membrikan gue lebih baik. Selamat yakak nabila udah lulus dan semangat kuliahnya ..
DeleteKaka kalau boleh tau lulus di desain grafis dimana kak?
ReplyDelete