Susahnya Cari Kerja Pasca SMA
Malam jam 20:15 saat
sedang seru- serunya nonton one piece,
hapeku berbunyi. Hapeku yang sehari- harinya hanya diisi oleh promo t-sel, tiba-tiba mengeluarkan lagu indah. Saya sempat lupa nada dering sendiri. Soalnya terakhir kali hapeku berdering pada era ratu Elizabeth II memerintah.
hapeku berbunyi. Hapeku yang sehari- harinya hanya diisi oleh promo t-sel, tiba-tiba mengeluarkan lagu indah. Saya sempat lupa nada dering sendiri. Soalnya terakhir kali hapeku berdering pada era ratu Elizabeth II memerintah.
"Halo?"
"Halo, oi"
Dimulailah percakapan dua perempuan berbeda tempat melalui hape. Ada niat mau
tulis percakapan telepon ini, tapi panjang banget. Bisa- bisa mengalahkan
cerita 1001 malam.
Pembicaraan awal mengenai
rencana kumpul-kumpul, kabar teman- teman sekarang, eh tau- tau merembes ke
dunia kuliah dan kerja. Temanku ini sedang bingung karena sudah kirim lamaran
kerja ke sana ke mari tapi ga ada satu pun panggilan wawancara. Dia juga buka
OL shop tapi ga lancar. Saat ku tanya apa dia mau kuliah tahun depan, dia
sempat terdiam dan terjadi hening yang panjang sebelum akhirnya dia menjawab.
"Ga tau nab, mungkin
tidak"
Oke, mungkin itu
pertanyaan sensitif baginya. Sesensitif saya waktu ditanya "kuliah
dimana?"
saya pun berusaha mengalihkan topik.
Bagi lulusan SMK atau
STM, mungkin tingkat kesulitan mencari kerja sedikit lebih gampang daripada
yang lulusan SMA. Karena sudah pernah praktek kerja, betul ga? Sedangkan SMA
tidak. para pembuka lowongan pekerjaan kan lebih mengutamakan yang sudah pernah
praktek. Trus umur juga masih muda 18 tahun. Dianggap belum berpengalaman,
ngajarinnya lama, dll.
Jadi dia bingung gitu.
"Saya pikir gampang nab cari kerja, ternyata.."
Kalau saya dari awal tau sudah susah. Karena kalo gampang, ga banyak yang nganggurlah.
Kalau saya dari awal tau sudah susah. Karena kalo gampang, ga banyak yang nganggurlah.
Sayangnya saya belum bisa memberikan saran apa- apa sama temanku. Hanya telinga
yang ku sediakan untuk mendengar. Sebab terkadang orang bercerita hanya untuk
didengarkan, bukan untuk dinasihati. Apalagi kalo nasihatnya sambil sok tahu.
"Sabar ya.."
atau
"tabah ya, mungkin
ini cobaan.."
Kalimat- kalimat seperti
itu sendiri terkadang terasa memuakkan.
Tau apa tentang sabar dan
tabah? memangnya situ pernah ngalamain kayak saya?
Begitu kira- kira isi kepala orang yang kamu nasihati.
Begitu kira- kira isi kepala orang yang kamu nasihati.
Baiknya sih elus- elus
punggungnya atau lengannya sambil tawarkan sesuatu, kayak makanan atau minuman.
Biarkan kepalanya bersandar di pundak. Setidaknya tindakan lebih berarti
dari sekedar kata- kata mutiara yang sedang tidak ingin dia dengar.
Kalo di Jakarta, wanita lulusan SMA malah lebih dicari. :))
ReplyDeleteKenapa?
DeleteKalau begitu kamu ku tukar sama temanku deh :D
Sekarang, tamatan SMK pun susah cari kerja. Menurut gue karena sarjana pun makin banyak. Coba kalo lo jadi bos, mau pilih siapa? Sarjana atau lulusan SMK? Makanya.
ReplyDeleteTapi buat cewek, SMA pun masih bisa cari kerja, apalagi kalo kerjanya sebagai sekertaris dan semacamnya.
Apalagi kalau cantik yak :)
Delete